Budayakan Mencontek!

Setiap guru, dosen, pengawas ujian, bahkan poster-poster di sekolahkan tidak mungkin tidak pernah melarang muridnya mencontek. Lebih daripada larangan untuk merokok, malahan. Padahal merokok jelas membunuh kita, sedangkan mencontek menghindari pembunuhan oleh bo/nyok karena nilai merah terbakar di atas kertas ujian.

Mencontek itu sudah kayak narkoba. Kalau dipakai, bisa fatal akibatnya. Ketahuan mencontek, auto nol! Mencontek pas ujian semester? Ulang tuh pelajaran tahun depan!

[Namanya juga ujian kali, ya wajar lah! Kan ujian buat mengetes kemampuan peserta didik. Kalo pake contek-contekan, ntar nggak valid hasilnya.]

Iya, emang sih. Masalahnya dari fungsi ujian itu. Buat mengetes kemampuan.
Cuma ujian sekarang disalahgunakan; nggak lulus ujian berarti disaster. Disaster berarti ngulang tahun depan. Ngulang berarti bayar biaya kuliah lagi!

Padahal belum tentu karena (maha)siswa yang bersangkutan oon. Bisa jadi karena ada urusan lain yang jauh lebih mendesak, ataupun mendadak.

Tapi mau bagaimanapun juga, ya risiko sendiri. Makanya belajar itu dari jauh hari (bukan nama orang). Bahlul.

Jadi, no contek-contek sepanjang tes/ujian/ulangan/quiz mendadak dari guru killer (sabar aja gais; kalo nilainya ancur semua juga gurunya nggak berhak marah, wong mendadak)

So, how about yang diluar itu?

YA CONTEK LAH!

Anda punya hambatan saat mengerjakan soal latihan? Lihat punya teman Anda!
Anda tertahan paper penelitian? Lihat punya teman Anda!
Punya temen kok nggak dimanfaatin?

NAMUN, ya jangan gblk juga lah. Ingat kalo itu semua buat bahan pembelajaran; kopi-paste nggak akan membuat kita jadi makin pinter kok.

(kalo emang nggak kuat ama matkulnya, yang penting sing lulus dah; apalah artinya nilai A kalo nggak ngerti pelajarannya?)

(legian lagi jaman nih tukang plagiat dibuli di medsos. Nggak keren. Mending dibuli gara-gara korupsi atau apa. Ini karena kopas. Huft)

Yaudah. Gitu aja.

Diskusi gk sama dengan plagiarisme.

Wasalam.

-si Blogger Malas (3 Sept 2017)

ps. DISKUSI YA GAES

Komentar

  1. Lalu kamu lupa bahwa dengan mengandalkan mencontek saja kamu hanya bisa bergerak sejauh orang yang kamu contek. Selamanya kamu menjadi pengikut dan tak bisa menjadi pemimpin.

    - si Blogger Malas (9 Juni 2019)

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Articles

I Gave You What You Prayed, Why are You Still Complaining?

Limit